Info Bisnis

4 Usaha Sampingan di Desa yang Bisa Cuan Minimal Rp10 Juta Per Bulan

Banyak orang bermimpi punya usaha sendiri, tapi bingung mulai dari mana. Apalagi kalau tinggal di desa, tantangannya sering kali dianggap lebih besar. Padahal, potensi bisnis di desa itu sangat luar biasa, lho! Bahkan dengan usaha yang terlihat sederhana, kamu bisa meraih omzet hingga puluhan juta rupiah tiap bulan.

Dalam artikel ini, kita akan bahas 4 ide usaha sampingan yang bisa dijalankan di desa. Bukan cuma wacana—semuanya sudah terbukti sukses oleh pelakunya. Yuk, simak sampai tuntas!


Kata Bob Sadino: Bisnis yang Bagus Itu yang Dikerjakan!

Sebelum kita masuk ke ide-idenya, ingat satu kutipan dari almarhum Bob Sadino:

“Bisnis yang bagus adalah bisnis yang dijalankan, bukan yang ditanyakan terus-menerus.”

Artinya? Percuma tanya sana-sini tapi gak pernah mulai. Tapi jangan juga gegabah. Bisnis yang sukses butuh ide, perencanaan matang, dan eksekusi yang tepat.


1. Jualan Ban Motor: Remeh Tapi Potensinya Ngeri!

Siapa sangka jualan ban bisa jadi ladang cuan di desa? Banyak yang meremehkan, padahal kenyataannya, ini bisa jadi bisnis beromzet ratusan juta rupiah!

Contohnya Pak Amin dari Jepara, pemilik brand Dodol Ban. Dengan melihat potensi pengguna motor yang sangat tinggi—satu rumah bisa punya 2-3 motor—beliau yakin kebutuhan ban akan selalu ada.

📊 Simulasi sederhana:

  • Kota Jepara punya sekitar 1 juta unit motor.

  • Jika tiap motor ganti ban setahun sekali, dibutuhkan 2 juta ban (depan-belakang) tiap tahun.

  • Dengan untung Rp40.000 per ban, satu penjual yang menjual 2.000 ban setahun bisa meraup Rp80 juta!

Omzet Pak Amin? Sekitar Rp100 juta per bulan, dengan laba bersih 10% atau sekitar Rp10 juta.

Kini, ia sudah punya 2 cabang toko ban, dan rencananya akan ekspansi lagi. Gak nyangka, kan?


2. Usaha Perabotan Rumah Tangga: Modal Keliling, Untung Maksimal

Benda-benda seperti sapu, ember, celengan, hingga bak air… kelihatannya sederhana, tapi bisa jadi ladang cuan kalau dikelola dengan jeli.

Kenalin nih, Mas Fikri, pebisnis keliling perabotan rumah tangga. Beliau biasa canvassing atau menjual ke toko-toko di desa.

🧾 Skemanya:

  • Modal Rp2 juta sekali keliling.

  • Untung bersih bisa mencapai Rp400.000–Rp500.000 per hari!

  • Barang dibeli grosir (misal Rp13.000), lalu dijual ke pengecer Rp16.000.

  • Marginnya sekitar 23%, dan penjual toko akan jual lagi ke konsumen akhir.

Yang penting, Mas Fikri konsisten dan punya jaringan pelanggan tetap. Ini jadi bukti bahwa jualan keliling pun bisa hasilkan belasan juta per bulan.


3. Toko Plastik: Omzet Hampir Rp40 Juta Sebulan Meski Baru Buka!

Pernah kepikiran buka toko plastik? Banyak orang anggap remeh, tapi ternyata peluangnya besar banget!

Contohnya Mbak Linda Noviana. Baru buka toko plastik selama 1 bulan, tapi omzetnya udah tembus Rp38,5 juta per bulan! Gokil kan?

📌 Tips sukses dari Mbak Linda:

  • Jam buka panjang: Dari jam 08.00 pagi sampai 21.00 malam.

  • Pembukuan rapi: Semua transaksi dicatat detail.

  • Pelayanan konsisten: Meski kompetitor udah tutup sore, tokonya tetap buka sampai malam.

Margin keuntungannya bervariasi, mulai dari 5% hingga 30% tergantung jenis produk dan kuantitas penjualan. Kalau ditekuni dengan baik, bisnis ini bisa tembus omzet Rp60 juta bahkan Rp100 juta per bulan!


4. Jualan Gorengan: Usaha Murah Tapi Penghasilan Gede!

Kalau ada bisnis yang bisa dibilang “murah meriah tapi nendang”, jawabannya ya jualan gorengan! Camilan satu ini selalu laku, dari anak kecil sampai orang tua.

Salah satu yang sukses adalah Mas Andi Saputra, pemuda 23 tahun lulusan SMK di Bogor. Ia kini punya 4 gerobak gorengan yang semuanya aktif jualan setiap hari.

📈 Simulasinya:

  • 1 gerobak bisa omzet Rp500.000 per hari.

  • 4 gerobak? Artinya omzet harian Rp2 juta.

  • Dalam sebulan, bisa tembus Rp60 juta omzet!

Jenis gorengannya pun beragam: tempe, tahu isi, molen, bakwan, dll. Bahkan banyak pembeli yang langsung beli Rp10 ribu–Rp50 ribu dalam sekali belanja.

Ini bukti bahwa usaha kecil jika dikelola dengan strategi faktor kali (scale-up) bisa menghasilkan besar.


Kesimpulan: Tinggal di Desa Bukan Halangan untuk Sukses

Siapa bilang tinggal di desa itu bikin susah berkembang? Justru, dengan biaya hidup yang lebih rendah dan potensi pasar yang masih luas, usaha di desa bisa sangat menguntungkan.

Dari jualan ban, perabotan, toko plastik, hingga gorengan—semuanya punya potensi cuan minimal Rp10 juta per bulan, bahkan bisa lebih kalau ditekuni serius.

Related Articles

Back to top button