Nama saya Arif, pemilik Arif Rabbit Farm yang berlokasi di Kutasari, Purbalingga. Kisah saya berawal pada tahun 2019, tepat di masa awal pandemi. Saat itu, kelinci yang semula hanya peliharaan anak, akhirnya saya rawat karena kasihan kalau dibiarkan.
Tak disangka, kelinci ini malah membuka peluang baru. Dari hanya satu indukan dan satu pejantan, populasinya bertambah cepat. Saya pun mulai berpikir untuk mengembangkan lebih serius. Apalagi waktu itu, kelinci memang sedang naik daun. Dari sekadar hobi, akhirnya beralih menjadi bisnis yang menjanjikan.
Fokus di Jenis Rex dan Mini Rex
Saya memilih untuk fokus membudidayakan jenis Rex dan Mini Rex. Alasannya sederhana: jenis ini memiliki bulu yang halus, indah, dan perawatannya relatif lebih mudah dibanding kelinci berbulu panjang. Saya sendiri lebih tertarik mengikuti kontes ketimbang mengejar jumlah.
Bukan Sekadar Beternak, Tapi Menjalin Persaudaraan
Yang paling membekas selama beternak kelinci adalah rasa persaudaraan yang tumbuh. Saya punya banyak teman baru, bahkan dari luar kota. Nongkrong, berbagi cerita, dan saling tukar pengalaman jadi bagian yang paling menyenangkan. Beternak kelinci bukan hanya soal ekonomi, tapi juga jejaring sosial yang hangat.
Sistem Pemeliharaan: Simpel Tapi Tetap Optimal
Saya memilih metode beternak yang simpel tapi tetap memperhatikan standar kebersihan dan kenyamanan. Setiap hari, kandang dibersihkan minimal sekali. Jika tidak, bau amonia bisa naik dan mengganggu.
Untuk pakan, saya menggunakan pelet buatan pabrik yang dipadukan dengan rumput kering (hay) yang dibeli secara online. Beberapa merk pelet yang saya gunakan antara lain: Vital Rabbit, Nova, Vitamax, dan High Rung Ring. Vital Rabbit jadi pilihan utama karena mudah didapat dan harganya terjangkau di Purbalingga.
Tantangan Terbesar: Suhu Panas Purbalingga
Satu tantangan utama dalam beternak kelinci di daerah ini adalah suhu panas. Apalagi saya tidak menggunakan AC di kandang. Hal ini cukup berpengaruh terhadap kualitas bulu, terutama saat persiapan ikut kontes. Nafsu makan juga bisa menurun karena cuaca, padahal kelinci kontes butuh perawatan intensif dalam waktu yang ketat.
Kualitas Diutamakan, Bukan Kuantitas
Arif Rabbit Farm tidak mengejar jumlah. Saya lebih memilih kualitas, terutama dalam breeding. Di sini, kelinci dipilah menjadi tiga kategori:
-
Pet (Pad): Untuk peliharaan biasa, harga mulai dari Rp100 ribuan.
-
Breed (Broad): Cocok untuk dikembangbiakkan.
-
Show: Kelinci berkualitas kontes, harganya bisa tembus jutaan rupiah.
Jenis warna favorit pelanggan sejauh ini adalah broken black, perpaduan warna hitam dengan bercak putih yang mencolok dan elegan.
Siklus Ternak: Tidak Paksakan Produksi
Saya tidak memaksakan betina untuk cepat hamil. Setelah melahirkan, indukan diberi waktu minimal dua bulan untuk menyusui, baru kemudian dikawinkan lagi setelah kondisi tubuhnya siap. Karena itu, jumlah produksi dalam setahun tidak menentu—lebih mementingkan kesehatan indukan.
Pemasaran Lewat Media Sosial dan Teman
Penjualan dilakukan secara langsung melalui WhatsApp, Facebook, dan jaringan teman sesama pecinta kelinci. Banyak yang datang karena kekurangan stok dan sudah mengenal kualitas kelinci di Arif Rabbit Farm.
Ikut Kontes, Menang Gengsi dan Harga
Saya beberapa kali ikut kontes di Kediri, Bandung, Magelang, dan Boyolali. Tujuannya bukan semata mengejar hadiah, tapi meningkatkan kualitas ternak. Jika menang, kelinci bisa naik kelas, dan tentu saja, harganya pun ikut melambung.
Saran untuk Peternak Pemula: Siapkan Kandang Dulu!
Pesan saya untuk teman-teman yang ingin mulai ternak kelinci: jangan beli kelincinya dulu, siapkan kandangnya lebih dulu. Kandang yang baik harus punya sirkulasi udara yang lancar, mudah dibersihkan, dan nyaman untuk kelinci.
Penutup
Beternak kelinci bukan cuma soal cuan. Di baliknya ada proses, persaudaraan, dan kebanggaan saat melihat hewan peliharaan tumbuh sehat dan cantik. Buat kamu yang penasaran atau butuh indukan kelinci berkualitas, silakan mampir ke Arif Rabbit Farm di RT 14 RW 7, Kutasari, Purbalingga. Bisa juga cek di Facebook: Arif Rabit.
