Chicken: Startup Peternakan Ayam Digital yang Cetak Omset Ratusan Miliar Per Bulan

“Siapa sangka bisnis peternakan ayam bisa menghasilkan omset hingga ratusan miliar rupiah per bulan? Inilah kisah inspiratif di balik lahirnya Chicken, startup yang mengubah wajah industri peternakan ayam di Indonesia.”
Dari Modal Rp3 Juta, Kini Jadi Triliunan
Bermula dari ide sederhana di bangku kuliah, Asyap Alkafi, pemuda berusia 25 tahun, bersama dua temannya mendirikan Chicken—startup pertama di Indonesia yang memodernisasi industri peternakan ayam melalui teknologi. Tanpa pengalaman dan hanya bermodal Rp3 juta hasil hibah kampus, tak ada yang percaya mereka bisa menciptakan bisnis berdampak besar. Bahkan, dari 100 investor yang mereka temui, hanya satu yang mau memberi kesempatan.
Namun kini, Chicken bukan sekadar mimpi. Dengan jaringan lebih dari 10.000 peternak di seluruh Indonesia dan dukungan tim yang solid berjumlah 500 orang, Chicken mencetak omset ratusan miliar rupiah per bulan, bahkan telah mencapai kelas triliun dalam volume transaksinya.
Solusi End-to-End untuk Peternak Ayam
Visi besar Chicken adalah menghapus kesenjangan teknologi di sektor peternakan ayam. Mereka menciptakan ekosistem digital end-to-end untuk para peternak, dari hulu hingga hilir:
Teknologi Canggih di Tangan Peternak
Dengan aplikasi Chicken, para peternak kini bisa memantau kondisi kandang secara real-time—dari suhu, kelembaban, hingga kadar oksigen. Semua data ini terhubung dengan sistem digital yang membantu peternak membuat keputusan lebih cerdas dan efisien.
Akses Mudah ke Bibit, Pakan, dan Obat
Chicken menyediakan semua kebutuhan peternakan, termasuk bibit ayam berkualitas, pakan terbaik, dan obat-obatan, langsung dari satu pintu.
Kepastian Pasar dan Harga
Peternak tak perlu lagi pusing dengan fluktuasi harga pasar. Chicken menyediakan kontrak harga dan langsung menghubungkan hasil ternak ke jaringan pasar seperti restoran dan katering.
Berangkat dari Desa, Tumbuh Bersama Peternak
Perjalanan Chicken dimulai di Klaten. Asyap dan tim membangun kandang pertama dengan sistem crowdfunding dari teman dan keluarga. Mereka turun langsung ke lapangan—tidur di kandang, ngobrol dengan peternak, hingga memahami betul tantangan di lapangan.
Dalam waktu setahun, kandang tersebut berhasil balik modal. Momentum ini yang kemudian menjadi titik balik. Chicken mulai menyederhanakan sistem teknologi agar bisa digunakan oleh peternak di seluruh Indonesia.
Mengatasi Ketimpangan Konsumsi Protein
Di Indonesia, konsumsi ayam per kapita masih sangat rendah—sekitar 7 kg per orang per tahun, jauh tertinggal dari Malaysia yang mencapai 49 kg. Chicken hadir bukan hanya untuk mencetak keuntungan, tapi juga membangun ketahanan pangan nasional melalui peningkatan konsumsi protein hewani yang lebih terjangkau.
Strategi Pembiayaan dan Perjalanan Pendanaan
Kisah pendanaan Chicken tak kalah menarik. Bermula dari hibah kampus Rp3 juta, mereka terus berjuang melalui kompetisi bisnis hingga akhirnya mendapatkan pendanaan dari venture capital terkemuka:
- Pendanaan awal: Rp3 juta dari kampus.
- Naik ke Rp10 juta, Rp100 juta, hingga Rp300 juta dari lomba dan hibah.
- Puluhan miliar rupiah dari investor pertama.
- Terakhir, ratusan miliar rupiah sebagai pendanaan lanjutan.
Semua itu terjadi berkat bukti nyata dampak teknologi Chicken bagi peternak—dampak yang tidak hanya ekonomis, tapi juga sosial.
Teknologi, Tim, dan Dampak Sosial
Keunggulan Chicken bukan hanya pada teknologi, tapi juga pada visi sosial. Mereka percaya ketika teknologi bisa menjangkau desa, maka akan lahir transformasi nyata:
- Ekonomi meningkat, peternak bisa menyekolahkan anak hingga ke perguruan tinggi.
- Teknologi menjangkau desa, peternak jadi lebih pintar, efisien, dan mandiri.
- Kesenjangan sosial berkurang, karena kesenjangan ekonomi ikut menyempit.
Dengan semangat ini, Chicken berhasil membangun tim yang kuat dan solid. Di bisnis padat operasi seperti peternakan ayam, kekompakan dan integritas tim adalah kunci utama.
Dari Mimpi Kampus ke Arah Revolusi Industri Peternakan
Chicken bukan sekadar startup teknologi. Mereka adalah gerakan besar dalam revolusi industri peternakan ayam di Indonesia. Dimulai dari mimpi kecil tiga anak kuliahan, kini Chicken sudah menjadi rumah bagi ribuan peternak, ratusan karyawan, dan solusi nyata bagi masa depan pangan nasional.