Inspirasi Bisnis

Dari Terpaksa Jadi Pengusaha: Kisah Inspiratif Yosep, Pemilik Pabrik Kerupuk Ciamis yang Sukses Lunasi Utang 700 Juta

Desember 2017 menjadi titik awal perjalanan Yosep dalam dunia usaha, meski awalnya semua terasa seperti mimpi—atau bahkan mimpi buruk. Di usia 25 tahun, Yosep harus menghadapi kenyataan pahit: menjalankan usaha kerupuk yang sebenarnya bukan pilihannya, memikul tanggung jawab keluarga, dan menanggung utang sebesar 700 juta rupiah. Saat itu, hidupnya benar-benar seperti roller coaster: HP jatuh ke sawah, diputuskan pacar, dan tidak punya pegangan finansial sama sekali.

Dari Anak Bungsu ke Pewaris Usaha

Yosep saat ini dikenal sebagai pemilik pabrik kerupuk di Cibungkul, Desa Cisadap, Ciamis. Tapi siapa sangka, dulunya ia sama sekali tidak punya minat untuk terjun di bidang ini. Sebenarnya ia kuliah dan bercita-cita bekerja di luar negeri. Namun, karena dorongan orang tua dan latar belakang keluarga yang sejak dulu berkecimpung dalam industri kerupuk, Yosep akhirnya “terpaksa” mengambil alih usaha.

Dari tiga bersaudara, Yosep adalah satu-satunya yang tersedia untuk membantu orang tua. Kakaknya bekerja di Purwokerto dan adiknya masih kuliah. Dengan perasaan campur aduk antara kasihan pada orang tua dan rasa tanggung jawab, Yosep akhirnya maju sendiri membangun pabrik yang kini dikenal luas itu.

Awal yang Berat: Karyawan Dua Orang, Utang 700 Juta

Semua dimulai dengan dua karyawan dan segunung tantangan. Yosep bangun setiap hari jam 5 pagi dan baru bisa beristirahat saat matahari tenggelam. Kadang harus melayani pengambilan barang hingga tengah malam. Tak hanya itu, ia juga harus menghadapi kenyataan punya utang ratusan juta rupiah yang dipinjam dari saudara demi membangun pabrik.

“Kalau usaha gagal, habis semua. Tapi kalau enggak dicoba, siapa yang mau nerusin?”, kenangnya.

Saat memulai, keluarga Yosep bahkan belum punya rumah atau kendaraan pribadi. Konsumen belum ada. Ia benar-benar merintis dari nol.

Berjuang Menembus Pasar dan Tantangan Produksi

Di tengah perjuangan, Yosep juga harus menghadapi banyak rintangan lain. Konsumen yang pindah tanpa membayar, cuaca buruk yang membuat setengah ton kerupuk basah kehujanan saat dijemur, hingga keterbatasan alat produksi yang membuat proses tidak efisien.

Namun, semangat Yosep tak padam. Ia perlahan memperluas pasar ke Bandung, Bekasi, bahkan sempat mencoba masuk ke Cilacap dan Cianjur. Awalnya semua berjalan lambat. Tapi lewat strategi pemasaran dari mulut ke mulut dan kehadiran sales yang datang langsung ke pabrik, penjualan mulai meningkat.

Yosep pun mulai mengandalkan proses oven untuk menghindari risiko cuaca. Produksi kerupuk kini ditangani oleh sekitar 65 karyawan, dari pengolahan bumbu hingga pengemasan.

Membangun dengan Inovasi dan Kesabaran

Tak hanya fokus pada kualitas produksi, Yosep juga bertekad membuat pabriknya tampil lebih modern. Ia menyadari bahwa industri kerupuk kerap dianggap “jadul”. Maka ia pun mencoba berinovasi, baik dari sisi mesin produksi maupun desain kemasan agar lebih menarik di mata konsumen.

Kini, ia tengah membangun satu pabrik lagi dengan impian penuh otomatisasi. Meski bangga bisa membuka lapangan kerja bagi puluhan orang, Yosep tetap ingin efisiensi dan profesionalisme menjadi wajah baru industri kerupuk lokal.

Dari Desain Logo ke Dunia Pabrik

Uniknya, di awal perjalanan bisnisnya, Yosep bahkan sempat tidak mengambil gaji sama sekali. Sebagai gantinya, ia mengandalkan keahliannya mendesain logo dan mengikuti kontes desain internasional di 99designs. Beberapa kali menang dan menghasilkan dollar menjadi sumber nafkahnya di masa-masa awal membangun pabrik.

“Gaji? Dulu saya enggak ambil. Dapat uang malah dari menang lomba desain logo.” kenangnya sambil tertawa.

Kini, Hasil Tak Mengkhianati Proses

Sekarang, berkat kegigihannya, Yosep memiliki mobil pribadi, mobil operasional, beberapa bidang tanah, dan dua pabrik kerupuk yang terus berkembang. Tapi menurutnya, semua itu bukan tujuan utama. Ia hanya ingin usaha ini terus hidup dan utang besarnya lunas.

“Dulu saya cuma mikir, yang penting utang lunas dan pabrik jalan. Ternyata bisa lebih dari itu.” katanya.

Pesan Yosep untuk Anak Muda: Jangan Takut Memulai

Yosep tidak malu mengakui bahwa langkah awalnya nekat. Ia menasihati para calon pengusaha muda untuk memulai dari kecil-kecilan, sebisa mungkin tanpa utang besar, dan yang paling penting—jujur. Karena kepercayaan adalah aset utama dalam usaha.

“Modal utama itu kejujuran. Dari situ orang akan percaya. Usaha dari kecil lebih tenang daripada langsung besar tapi pusing bayar utang.” jelasnya.

Kini, ia terus bermimpi melebarkan jangkauan usahanya ke seluruh Indonesia. Meski pasar luar negeri masih terasa jauh, namun impian itu tak pernah padam.

Penutup

Kisah Yosep adalah gambaran nyata bahwa kadang jalan hidup yang kita hindari justru menjadi jalan rezeki yang penuh berkah. Dari keterpaksaan, lahirlah tekad. Dari kejatuhan, tumbuh semangat pantang menyerah. Jika kamu sedang berjuang di titik nol, ingatlah: bahkan dari kerupuk pun, mimpi besar bisa dimulai.

Related Articles

Back to top button