Kasir Pintar Kisah Inspiratif Startup Anak Muda Surabaya yang Kini Digunakan 2 Juta UMKM

Kasir Pintar bukan sekadar aplikasi kasir biasa. Di balik kesuksesannya yang kini telah membantu lebih dari 2 juta UMKM di Indonesia dan luar negeri, tersimpan kisah perjuangan anak-anak muda dari Surabaya yang pantang menyerah meski harus berjuang dari nol.
Awal Mula dari Sebuah Perlombaan
Kisah Kasir Pintar dimulai dari ajang lomba teknologi. Didit Septianto, sang CEO, awalnya mengikuti kompetisi bersama rekan co-founder. Meski tak membawa pulang kemenangan, justru dari kegagalan itulah mereka menemukan secercah harapan. Ide aplikasi kasir sederhana yang awalnya hanya proyek sampingan, perlahan tumbuh menjadi benih startup besar.
“Awalnya cuma di-upload ke Google Play Store, dan ternyata ada yang download. Dari situ kami sadar, segmen ini punya potensi besar,” cerita Raisya, Co-Founder Kasir Pintar.
Tim Mahasiswa yang Bertahan dengan Gaji Rp1 Juta
Kasir Pintar dibangun dari semangat lima mahasiswa: Didit, Raisya, Nuning Septiana (CPO), Burhanudin Rasid (CTO), dan satu lagi rekan teknis. Mereka memulai segalanya dengan sumber daya terbatas, bahkan hanya mampu menggaji diri sendiri Rp1 juta per bulan.
“Kami iuran Rp250.000 per orang buat makan sebulan. Bahkan ada masa kami hanya makan mie instan berempat di tengah hujan. Tapi itu justru jadi momen yang paling kami kenang,” ungkap Raisya.
Tekanan dari orang tua yang menginginkan anaknya segera bekerja setelah lulus, sempat membuat tim goyah. Namun mereka membuat keputusan besar: kontrak tertulis bahwa tak satu pun dari mereka boleh mencari kerja, kecuali mereka berhasil membawa Kasir Pintar berkembang.
Dari Cita-Cita Jadi Kasir, Hingga Jadi Pemilik Aplikasi Kasir
Siapa sangka, Raisya yang sejak SMP ingin menjadi kasir, justru kini menjadi pemilik aplikasi kasir digital yang digunakan jutaan pelaku usaha.
“Dulu waktu kecil, semua orang ingin jadi dokter atau pilot, saya malah pengen jadi kasir. Teman-teman dan guru sempat heran. Tapi sejak SMA, cita-cita saya berubah: saya ingin jadi pemilik usaha kasir. Dan sekarang, itu terwujud,” ujar Raisya penuh haru.
Membantu UMKM Bangkit dari Keterpurukan
Dampak dari aplikasi ini nyata terasa. Salah satunya dirasakan oleh seorang pengguna di Bali yang usahanya terdampak COVID-19. Awalnya ia mencatat manual, tapi setelah mengenal Kasir Pintar—melalui struk bengkel yang ia datangi—hidupnya berubah.
“Omzetnya awalnya hanya Rp1 juta. Setelah 3 bulan pakai Kasir Pintar, melonjak jadi Rp5 juta. Ia jadi tahu barang mana yang laris, mana yang rugi. Inilah kekuatan data,” kata Raisya.
Struggling, Bangkit, dan Menjadi Top Leader
Kasir Pintar bukan jalan mulus tanpa hambatan. Tim sempat hampir bubar, terutama saat aplikasi pertama mereka tak diterima pasar. Tapi mereka memutuskan untuk fokus di satu produk: Kasir Pintar.
Proses scale up juga penuh tantangan. Mereka harus pintar-pintar mengatur keuangan, menyeimbangkan operasional, hingga belajar tentang pemasaran digital secara otodidak. Dari sinilah mereka belajar bahwa strategi online jauh lebih efisien daripada pemasaran offline untuk aplikasi digital.
Mimpi Besar: Go Internasional
Kini, Kasir Pintar berdiri di bawah naungan PT Kasir Pintar Internasional, menandakan ambisi mereka untuk menjangkau pasar global.
“Sekarang kami sudah mulai digunakan di beberapa negara ASEAN. InsyaAllah tahun depan kami targetkan ekspansi yang lebih luas lagi,” ujar Didit dengan semangat.
Bahkan, Didit sempat melakukan eksperimen iklan ke pasar Amerika, Eropa, hingga Arab. Meskipun sempat kesulitan karena perbedaan bahasa dan budaya, hal itu menjadi pembelajaran berharga dalam mengembangkan produk yang bersifat lintas negara.
Penutup: Perjalanan Belum Usai
Perjalanan Kasir Pintar adalah gambaran nyata bahwa mimpi besar bisa diwujudkan, meski dimulai dari hal kecil. Bukan hanya tentang membangun bisnis, tapi juga tentang memberi dampak positif bagi banyak orang.
Jika kamu sedang merintis usaha, atau bahkan berpikir untuk menyerah—ingatlah kisah perjuangan mereka. Sebab di balik setiap keberhasilan, ada rangkaian panjang kegigihan, air mata, dan tekad untuk terus melangkah.