Mitos yang Harus Dipatahkan: Jualan Bukan Cuma Teriak “Beli Dong!

Banyak orang berpikir bahwa jualan itu cukup dengan punya produk, lalu promosikan ke mana-mana, berharap langsung laku. Faktanya? Itu jarang banget terjadi.
Coba bayangin kamu sebagai konsumen. Tiba-tiba lihat iklan produk dari brand yang baru kamu lihat pertama kali. Apakah langsung beli? Hampir pasti tidak. Kecuali kamu memang sedang butuh banget barang itu. Maka dari itu, perjalanan konsumen tidak sesingkat satu langkah.
🔍 Kenalan dengan Marketing Funnel
Marketing funnel menjelaskan step by step perjalanan calon konsumen dari:
-
Baru kenal sama brand kamu,
-
Sampai akhirnya mereka beli,
-
Bahkan beli berulang kali dan mempromosikan brand kamu ke orang lain.
Funnel ini terdiri dari 5 tahapan utama:
-
Awareness
-
Consideration
-
Conversion
-
Loyalty
-
Advocacy
Mari kita bahas satu per satu.
1. 👀 Awareness — Saat Konsumen Baru Tau Kamu Ada
Tahap ini adalah awal dari segalanya. Fokus utama di sini adalah bikin orang sadar kalau brand kamu ada. Jangan buru-buru promosiin harga atau diskon.
Ibaratnya kayak lagi PDKT:
Kamu nggak langsung nembak dong? Tapi kenalan dulu: siapa kamu, kerja di mana, hobi apa.
Nah, di dunia bisnis pun sama. Bangun dulu awareness lewat:
-
Instagram Ads
-
Video edukasi
-
Konten viral
Tujuannya? Supaya calon konsumen inget,
“Oh, ada brand skincare baru ya yang all-in-one dan simpel!”
Mereka mungkin belum beli, tapi nama kamu udah masuk ke kepala mereka.
2. 🤔 Consideration — Mulai Tertarik, Tapi Masih Menimbang
Di tahap ini, konsumen sudah mulai penasaran:
-
“Cocok gak ya produknya buat aku?”
-
“Manfaatnya apa sih?”
Biasanya mereka mulai stalking:
-
Buka Instagram feed kamu,
-
Cek website,
-
Baca testimoni.
Di sinilah kamu harus jawab kebutuhan mereka. Tunjukkan manfaat produkmu, solusi apa yang kamu tawarkan, dan kenapa kamu lebih baik dari kompetitor.
3. 🛒 Conversion — Akhirnya Mereka Beli!
Nah, ini adalah momen krusial: konsumen memutuskan untuk beli.
Tapi ingat, momen ini gak terjadi otomatis. Kamu bisa bantu mereka "dorong dikit" dengan:
-
Promo diskon,
-
Free ongkir,
-
CTA langsung ke WhatsApp atau CS (Customer Service).
Contohnya:
Kamu bisa set iklan di Meta Ads supaya tombol CTA-nya langsung menuju WhatsApp Business, bukan website.
Dengan begitu, kamu bisa langsung ngobrol dengan konsumen, tahu apa yang bikin mereka ragu, dan bantu menyakinkan mereka.
Menurut survei, strategi ini bisa:
-
Naikkan penjualan sampai 68%
-
Tingkatkan conversion rate sampai 40%
4. ❤️ Loyalty — Jangan Cuma Sekali Beli, Bikin Mereka Balik Lagi!
Kesalahan umum para pebisnis:
Setelah konsumen beli, yaudah. Tamat.
Padahal justru di sinilah potensi keuntungan jangka panjang dimulai.
Caranya? Bangun CRM (Customer Relationship Management):
-
Kirim email berkala,
-
Kasih promo khusus untuk pembeli lama,
-
Ajak ngobrol lagi setelah pembelian.
Tujuan utamanya: biar mereka terus inget dan loyal sama brand kamu.
5. 📣 Advocacy — Marketing Gratis dari Konsumen Setia
Ini fase tertinggi dari funnel. Kalau kamu bisa sampai sini, artinya bisnismu udah grow secara organik.
Advocacy artinya:
Konsumen yang puas bakal secara sukarela merekomendasikan produk kamu ke teman-temannya.
Ini bisa kamu maksimalkan dengan:
-
Program referral,
-
Member-get-member,
-
Promo “beli berdua lebih murah”,
Dan yang paling penting: produk dan pelayananmu harus WOW. Bukan sekadar bagus, tapi bikin mereka pengen cerita ke orang lain.
📌 Kesimpulan: Jualan Bukan Sekadar Posting Produk
Marketing Funnel adalah fondasi yang harus dipahami sebelum kamu mulai jualan.
Bukan cuma soal “jualan di platform mana” atau “kontennya kayak gimana”, tapi tentang memahami perjalanan konsumen dari nol sampai loyal banget sama brand kamu.