Modal Recehan, Cuan Harian! Kisah Nyata Bangkit dari Uang 200 Ribu Jadi Usaha Jagung Rebus

Saya ingin membagikan kisah nyata yang mungkin bisa menjadi inspirasi buat kamu yang sedang berada di titik terendah dalam hidup. Cerita ini terjadi saat saya masih berusia 21 tahun. Saat itu, saya sudah mencoba berbagai usaha kecil-kecilan, tapi hasilnya nihil. Dompet hanya berisi Rp200.000. Itu pun kalau dihitung recehnya.
Bayangkan, hanya dengan uang segitu, saya harus memutar otak: gimana caranya uang ini nggak habis sia-sia? Gimana caranya agar uang segitu bisa berkembang, meski hanya jadi Rp250.000 atau Rp300.000?
Ide Tak Terduga dari Obrolan Sederhana
Hari itu saya mampir ke rumah teman. Kami ngobrol-ngobrol santai, lalu tanpa disangka dari percakapan itu, lahir sebuah ide emas. Teman saya cerita kalau ayahnya kesulitan menjual hasil panen jagung manis.
Dari situ, saya langsung tergerak: Kenapa nggak coba jual jagung rebus aja? Modal kecil, bisa langsung dijual, dan pasti banyak yang suka.
Langkah Awal: Belanja dan Persiapan
Dengan niat bulat dan hanya berbekal Rp200.000, inilah yang saya lakukan:
-
Rp50.000 saya pakai untuk beli wadah kayu sederhana—mirip kotak yang biasa dipakai saat hajatan di kampung.
-
Rp150.000 sisanya saya belikan jagung manis sebanyak mungkin.
Sorenya, saya ambil jagung dari rumah teman. Malamnya langsung saya rebus sampai tengah malam. Subuh, lanjut saya rebus lagi supaya jagungnya tetap hangat dan segar.
Cuaca Buruk Bukan Halangan, Justru Jadi Peluang
Pagi harinya, hujan deras mengguyur. Rencana untuk jualan keliling terpaksa tertunda. Tapi saya tak kehabisan akal. Saya ambil tiga jagung rebus, susun di piring, lalu saya foto dan upload ke status WhatsApp.
Hasilnya? Luar biasa!
Pesanan mulai berdatangan. Banyak yang tertarik beli karena lihat fotonya. Dari modal Rp150.000 jagung rebus itu, saya bisa menghasilkan dua panci besar jagung rebus, dan semuanya ludes terjual hingga jam 10 pagi!
Jangan Takut Melangkah, Peluang Selalu Ada
Keesokan harinya, saya ulangi lagi. Kali ini beli jagung di pasar. Memang harga sedikit lebih mahal, tapi kualitas dan ukurannya lebih konsisten. Saya jual per biji dengan harga mulai dari Rp2.500 hingga Rp3.000, tergantung ukuran.
Ternyata, usaha ini benar-benar bisa saya jalankan sehari-hari. Tanpa malu, tanpa gengsi. Asal kita mau bergerak dan berpikir kreatif, rejeki itu selalu ada jalannya.
Pesan Buat Kamu yang Sedang Berjuang
Kalau kamu saat ini sedang mengalami masa sulit, keuangan pas-pasan, atau belum punya pekerjaan tetap—jangan menyerah!
Coba lakukan hal sederhana yang bisa kamu mulai hari ini juga:
-
Beli wadah dan jagung manis di pasar.
-
Rebus, foto, dan jual lewat WhatsApp atau media sosial.
-
Kalau memungkinkan, keliling kampung pun nggak masalah.
Tidak ada yang salah dengan memulai dari bawah. Yang penting adalah keberanian untuk melangkah.
Penutup
Semoga cerita ini bisa menjadi motivasi buat kamu yang sedang mencari harapan. Jangan takut memulai dari hal kecil, karena dari situlah kadang rezeki besar datang.